West-Eastern Divan Orchestra dan Promosi Perdamaian

  • May 30, 2020
  • /
  • Opini
  • /
  • Admin
  • 1143

Penulis: Feby Helmi Adhitama (Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Bosowa)

Image: Source

Konflik Israel dan Palestina merupakan konflik yang berkepanjangan dalam sejarah yang terjadi sejak berakhirnya perang dunia kedua. Konflik ini bermula pada saat Inggris mengakhiri mandatnya di Palestina pada akhir perang dunia II. Dimana Inggris membagi wilayah tersebut mejadi dua bagian yaitu pertama untuk Israel mendapat 50% tanah dan Arab mendapat 42%, kedua untuk Palestina di bawah komite khusus PBB untuk Palestina (United Nations Special Committee on Palestine/UNSCOP) sedangkan sisanya termasuk Yerusalem memiliki zona internasional yang disahkan melalui resolusi PBB 181 pada tahun 1947 tetapi Arab menolak resolusi tersebut sedangkan Israel menerima. Hal ini menyebabkan kedua pihak saling berperang yang di menangkan oleh Israel sehingga ia bisa menguasai 78% lebih tanah dari yang direncanakan yang membuat sekitar 700.000 orang Palestina mengungsi dari rumah mereka dan mencari tempat yang aman. Walaupun konflik ini masih berlangsung sampai sekarang, sebenarnya sudah banyak resolusi damai yang telah dilakukan oleh berbagai pihak misalnya pada tahun 1964 didirikan sebuah organisasi yang bernama organisasi pembebasan Palestina yang kemudian pada tahun 1974 disahkan menjadi perwakilan hukum rakyat Palestina oleh negara- negara muslim. (Ahmed F, 2018) selain itu membuat kesepakatan oslo pada tahun 1993 yang merupakan terobosan besar dalam konflik Israel-Palestina walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Dalam kesepakatan tersebut PLO mengakui “hak untuk hidup dalam perdamaian dan keamanan” Israel dan menerima resolusi PBB 242 dan 338 sedangkan Israel setuju untuk mengakui PLO sebagai "perwakilan rakyat Palestina dan memulai negosiasi dengan Palestine Liberation Organization (PLO) dalam proses perdamaian Timur Tengah" yang membuat otoritas Palestina diizinkan untuk memerintah Tepi Barat dan Gaza untuk periode transisi tidak melebihi 5 tahun periode transisi. (Makdisi, 2018) (Salinas & Rabia, 2010) namun, proses perdamaian ini gagal dikarenakan Israel yang melanggar kesepakatan yang telah dibuat.


Akhirnya banyak pihak membuat resolusi damai dengan menggunakan pendekatan diplomasi budaya yang dimana menurut Cyntia Schneider berpotensi menciptakan keunikan atmosfer keterbukaan melalui pengalaman bersama dan acara budaya. (McParland) munculah beberapa project-project perdamaian seperti pada tahun 2001 diprakarsainya Football for Peace di Israel Utara dengan mendirikan kamp pelatihan sepak bola untuk anak-anak Arab/Palestina dan Yahudi yang bekerja sama dengan beberapa organisasi seperti World Peace Sports Project, German Sport University (Cologne), British Council, Asosiasi Sepakbola Inggris dan Irlandia bahkan Otoritas Olahraga Israel. Selain itu project perdamaian yang paling terkenal yaitu The West-Eastern Divan Orchestra yang didirikan oleh Daniel Barenboim dan Edwar Said. Yang dimana penulis dalam paper ini akan membahas West-Eastern Divan Orchestra dan promosi perdamaian (Dart, 2019) (Jones, 2003)

West-Eastern Divan Orchestra dibentuk pada tahun 1999 oleh seorang konduktor dan pianis Daniel Barenboim dan penulis serta cendekiawan Palestina almarhum Edwar Said. Dimana awal mulanya orkestra ini untuk lokakarya bagi musisi-musisi Israel, Palestina serta beberapa negara Arab yang sekarang menjadi salah satu orkestra paling terkenal di dunia yang bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan, harmoni dan pemahaman antar musisi dengan latar belakang konflik Israel dan Palestina. Orchestra ini awalnya bekerja sama dengan Weimar European Culture Capital yang bertempat di Weimar, Jerman yang merupakan ibukota kebudayaan Eropa paling terkenal pada tahun itu untuk berpastisipasi pada acara Weimar. Daniel dan Edward mengatakan kerjasama mereka pada saat itu merupakan sebuah eksperimen yang paling berani karena melibatkan pemuda di negara- negara Timur Tengah yang berusia 18- 25 tahun. Selain itu, di tengah- tengah mempersiapkan lokakarya ini juga mereka berdua memiliki keraguan, apakah pemerintah Timur Tengah di beberapa negara Arab akan mengizinkan pemuda-pemuda ini hadir dalam lokakarya tersebut tetapi pada akhirnya, semua siswa benar- benar datang dan siap untuk berpartisipasi dalam lokakarya tiga minggu tersebut. Dimana dalam latihan loka karya tersebut dipimpin langsung oleh Daniel pada pagi dan sore hari serta memberikan materi kelas master dan pelajaran individu bergabung dengan pemain Cello Yo-Yo-Ma dan guru lainnya sedangkan Edward memimpin debat mengenai politik dan musik pada malam hari. Ketika lokakarya tersebut berhasil diselenggarakan mereka hanya ingin merekrut 20 musisi di luar negara Timur Tengah namun, mereka terkejut ketika yang mendaftar berjumlah lebih dari 200 musisi. Pada tahun 2002, orkestra ini menemukan rumah permanen berkat Pemerintah daerah Andalusia di Seville, yang sejak saat itu membuat banyak musisi Spanyol terlibat dalam orkestra ini. (Said.es, 2017) (Riiser, 2009) (Franks, 2019)


Melalui karya dan keberadaanya Orkestra Divan Barat-Timur ini berhasil menembus dunia musik internasional dengan tampil pada berbagai konser di tempat- tempat paling bergengsi di Eropa, Asia serta Amerika. Orkestra ini juga menjadi tamu reguler di festival musik internasional utama Eropa serta pada tahun 2005 berhasil tampil dalam konser-konser bersejarah ansambel di Ramallah, Konser di Rabat, Doha serta Abu Dhabi. Pada desember 2006 mereka tampil di Aula Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York untuk menghormati Sekretaris Jenderal Kofi Annan dan dan pada Oktober 2015 Divan Barat-Timur ini memberikan Konser untuk Memahami Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia di markas PBB di Jenewa. West-Eastern Divan Orchestra telah menerima banyak penghargaan bergengsi atas kerja sama mereka. (Un.org, 2015) (Hall, 2018)



Musik adalah salah satu media yang dapat memainkan peran penting dalam melakukaan promosi perdamaian. Berbagai warisan musik mungkin terbukti menjadi komponen penting dari upaya untuk mendukung perdamaian. Musik bisa mempengaruhi tubuh seseorang sehingga bisa membantu menumbuhkan toleransi. Selain itu juga, musik dapat digunakan untuk mempromosikan budaya perdamaian melalui berbagai media seperti festival Musik untuk perdamaian yang mungkin berdampak langsung pada komunitas tempat mereka diadakan seperti halnya yang dilakukan oleh West-Eastern Divan Orchestra yang berhasil menunjukkan keberhasilannya dalam merangkul pemuda-pemuda Israel dan Palestina. (Lasonen, 2003)

Image: Source

West-Eastern Divan Orchestra ini telah berhasil menunjukkan kehebatan mereka selama 20 tahun dan memberikan warna dalam dunia musik internasional. Orkestra Divan Barat-Timur ini berhasil menunjukkan melalui karyanya bahwa jembatan dapat dibangun untuk mendorong orang untuk mendengarkan narasi yang lain. Dimana orkestra ini menunjukkan bahwa untuk menyebarkan perdamaian tidak harus melalui kesepakatan tetapi kita bisa melakukan promosi perdamaian melalui musik. Meskipun dalam perjalanannya, banyak pihak yang menyangkutpautkan orkestra ini dengan rencana politik tetapi pendirinya, Borheim mengatakan project ini murni untuk menyebarkan perdamaian di wilayah Asia Timur terutama dalam konflik Israel dan Palestina dan bukan sebagai ajang latihan politik. (Independent, 2003). Tindakan yang dilakukan oleh orkestra ini sangat mempengaruhi pespektif kita tentang konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina khususnya masyarakat misalnya kita akan berpikir bahwa ternyata orang Palestina dan Israel bisa bekerja sama. Hal ini bisa dibuktikan dalam orkestra ini bahwa mereka bisa menghasilkan harmoni yang indah melalu musik yang mereka mainkan karena bisa menurunkan ego masing-masing. Selain itu, mereka memperlihatkan kepada negara Israel dan Palestina bahkan dunia bahwa untuk menyelesaikan masalah tidak harus menggunakan militer tetapi dengan menggunakan musik sebagai alat perdamaian mereka bisa hidup berdampingan.


Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa musik merupakan komponen penting dalama menyebarkan perdamaian seperti yang dilakukan oleh West-Eastern Divan Orchestra yang bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan, harmoni dan pemahaman antar musisi dengan latar belakang konflik Israel dan Palestina. Orkestra ini menggunakan musik sebagai alat untuk menyebarkan perdamaian dalam konflik Israel dan Palestina. Dimana ide yang dilakukan oleh West-Eastern Divan Orchestra sangat bagus sehingga mempengaruhi perspektif dunia baik terhadap konflik maupun masyarakatnya. Selain itu membuktikan bahwa musik bisa membuat mereka hidup berdampingan serta penggunaan militer bukan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan sebuah konflik.

REFERENSI

Ahmed F, A. J. (2018). Palestine-Israel Conflict: Post 2000 Obstacles in Peace Making Process. Journal of Political Sciences and Public Affairs Vol.6 Issue 3. diakses dalam https://www.longdom.org/open-access/palestineisrael-conflict-post-2000-obstacles-in-peace-making-process-2332-0761-1000330.pdf pukul 20:55


Dart, J. (2019). Sport and Peacebuilding in Israel/Palestine. Researchgate. diakses dalam https://www.researchgate.net/publication/332667401_Sport_and_Peacebuilding_in_IsraelPalestine 08 Mei 2020 21:00


Franks, R. (2019). What is the West-Eastern Divan orchestra? Our quick guide to Daniel Barenboim's world-renowned ensemble. BBC Music Magazine. diakses dalam http://www.classical-music.com/article/what-west-eastern-divan-orchestra 08 Mei 2020 21:00


Hall, Z. (2018). West-Eastern Divan Orchestra Daniel Barenboim, music director and conductor. Cal Permonaces

Independent. (2003). Daniel Barenboim: The sound of peace-making. independent website.diakses dalam https://www.independent.co.uk/arts-entertainment/music/features/daniel-barenboim-the-sound-of-peace-making-81204.html 08 Mei 2020 21:00


Jones, D. B. (2003). The Israeli-Palestinian Conflict: Historical and Prospective Intervention Analyses. Atlanta: The Carter Center

Lasonen, J. (2003). Cultures of Peace: From Words to Deeds. Jyväskylä: University of Printing House. diakses dalam https://www.academia.edu/638529/Promoting_Peace_Through_Music?auto=download 08 Mei 2020 20:50


Makdisi, K. (2018). Palestine And The Arab–Israeli Conflict: 100 Years of Regional Relevance And Internasional Failure hal. 9. Menara Projects. diakses dalam http://www.menaraproject.eu/wp-content/uploads/2018/12/menara_wp_27.pdf pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 20:50


McParland, M. (n.d.). Bridging the Green Line: The West- Eastern Divan Orchestra


Riiser, S. (2009). Negoitating the Divan A study of the West-Eastern hal 15-17. Master thesis in Department of Musicology


Said.es, B. (2017). West-Eastern Divan Orchestra. Barenboim Said Andalusian Public Foundation. Diakses dalam https://www.barenboim-said.es/en/west-eastern-divan-orchestra/ 08 Mei pukul 20:51


Salinas, M., & Rabia, H. A. (2010). Resolving the Israeli-Palestinian Conflict: Perspectives on the Peace Process hal 76-77. New York: Cambria Press. diakses dalam https://www.researchgate.net/publication/216424385_Resolving_the_Israeli-Palestinian_Conflict_Perspectives_on_the_Peace_Process pada tanggal 08 Mei 2020 pukul 20:50


Un.org. (2015). West-Eastern Divan Orchestra Designated United Nations Global Advocate for Cultural Understanding. Un website. diakses dalam https://www.un.org/press/en/2016/pi2154.doc.htm 08 Mei 2020 20:50


About The Author

Comments