Military-Entertainment Complex: Simbiosis Industri Perfilman Holywood dan Militer Sebagai Bentuk Implementasi Soft Power & Propaganda Amerika Serikat

  • May 22, 2020
  • /
  • Artikel
  • /
  • Admin
  • 2444

Penulis: Arif Darmawan

(Dosen Hubungan Internasional FISIP UNSOED Purwokerto, Pengkaji Studi Budaya Populer dalam Hubungan Internasional)

Pengantar
Industri budaya populer Amerika Serikat bisa dikatakan menjadi mainstream atau dominan dalam dunia hiburan internasional. Apabila kita bicara mengenai industri perfilman, industri musik, industri game, bisa dikatakan hampir semua sumbernya dari Negara adidaya tersebut. Dengan semakin majunya teknologi yang menyertai derasnya arus globalisasi, keberadaan industri hiburan dari Amerika Serikat semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia. Dari perspektif Hubungan Internasional, dominasi industri hiburan Amerika Serikat merupakan sebuah perwujudan penerapan soft power dari Negara tersebut.


Jika mengacu pada pengertian power dalam studi Hubungan Internasional adalah kemampuan manusia untuk mengendalikan atau mempengaruhi manusia lain, atau dalam konteks Negara adalah bagaimana sebuah Negara mempengaruhi dan mengendalikan Negara lain (Mansbach, 2008). Istilah soft power sendiri dipopulerkan oleh Joseph Nye yang maknanya adalah satu kemampuan atau kekuatan untuk mempengaruhi pihak lain melalui upaya membangun pola hubungan ikatan emosional atau ikatan yang erat dengan menggunakan karisma, komunikasi yang persuasif, daya tarik ideologi yang visioner, serta melalui pengaruh budaya (Nye, 2008).


Industri hiburan Amerika Serikat jelas merupakan perwujudan soft power Negara adidaya tersebut. Melalui industri hiburan yang dimiliki Amerika Serikat secara eksplisit dan implisit menanamkan nilai-nilai Barat, propaganda serta penyebaran informasi dalam semua produknya dengan tujuan tentu saja agar pihak lain, dalam hal ini adalah konsumen industri budaya Amerika Serikat di seluruh dunia tertarik dan mengagumi dengan Amerika Serikat sehingga ada keterikatan emosional dengan Negara tersebut, yang tentu saja hal ini akan berkorelasi positif bagi kebijakan politik dan ekonomi Amerika Serikat.


Salah satu fenomena terkait dengan bagaimana pemerintah Amerika Serikat menggunakan soft power nya dalam industri budaya populernya adalah fenomena Military-Entetainment Complex. Menurut Wark (2005) Military-entertainment complex sendiri adalah merupakan sebuah fenomena dimana industri hiburan dimanfaatkan oleh militer untuk menyampaikan pesan-pesan dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pada intinya, hubungan ini dapat digambarkan sebagai simbiosis di mana industri hiburan, seringkali didanai sebagian besar oleh produsen senjata atau oleh Department of Defence, yang menghasilkan narasi dalam upaya untuk melakukan persuasi atau propaganda, dan juga dalam perang informasi (information warfare) (Stockwell & Muir, 2003).

Melalui kerjasama antara industri budaya popular dan industri militer serta Departemen Pertahanan, dimunculkan narasi mengenai ‘rasionalisasi’ politik hegemoni Amerika Serikat, termasuk didalamnya adalah marketing industri militer dan peran militer Amerika Serikat secara umum (Wark, 2005). Simbiosis antara militer dengan industri budaya populer ini bisa dilacak terutama pada industri perfilman Holywood dan juga industri komik dan game atau permainan elektronik baik di platform console maupun personal computer. Dalam tulisan ini akan mengulas bagaimana sinergi dan simbiosis antara industri budaya popular dan militer di Amerika Serikat yang terwujud dalam fenomena military-entertainment complex, terutama dalam dunia industri perfilman Holywood.

Military-Entertainment Complex Dalam Industri Perfilman Holywood
Jika membaca sejarah, keterkaitan antara industri sinema Amerika Serikat dengan militer dan kebijakan luar negeri Negara tersebut, bisa dikatakan dimulai dengan kisah seorang warga Negara Inggris yang bernama J. Stuart Blackton, yang merupakan salah satu pendiri perusahaan Vitagraph Corporation of America pada tahun 1897. Blackton bisa dikatakan orang pertama yang memproduksi sebuah film dengan tujuan propaganda perang, yang berjudul ‘Tearing Down The Spanish Flag’ (Scott, 2013). Film ini muncul di tengah kontroversi konflik antara Amerika Serikat dengan Spanyol di Kuba waktu itu.


Seperti halnya komik, relasi antara industri hiburan dengan militer sangat terlihat jelas pada masa Perang Dunia 2, ketika perusahaan seperti Paramount dan Disney terlibat dalam pembuatan film propaganda dalam rangka untuk mengalahkan Nazi. Hanya saja, tidak seperti komik, relasi ini sampai saat ini masih sangat kuat, sehingga banyak film baik itu di bioskop maupun di stasiun TV ada keterlibatan militer Amerika Serikat didalamnya. Pasca Perang Dunia 2, sejak tahun 1948 Militer Amerika Serikat melalui Pentagon telah memiliki kantor penghubung di Holywood. Tetapi sinergi antara Departemen Pertahanan dengan Holywood tercatat sudah ada sejak tahun 1911 (Alford, 2017). Dari tahun 1911 sampai dengan 2017 saja ada lebih dari 800 film yang menerima support atau dukungan dari Pentagon, dan ada lebih dari 1100 judul, dan 900 diantaranya mulai dari tahun 2005 (Howard, 2018). Selain itu CIA sendiri telah membantu pembuatan lebih dari 60 film Holywood sejak tahun 1947. Menurut Howard (2018) bahkan CIA pada tahun 1950an terlibat langsung untuk mempengaruhi banyak produser film agar di film mereka sering menyebutkan nama CIA, kemudian juga pernah menghalangi pembuatan film berbiaya besar dibintangi oleh Marlon Brando yang mengisahkan mengenai skandal Iran Contra, salah satu skandal paling memalukan dalam sejarah politik luar negeri Amerika Serikat.


Militer Amerika Serikat atau Departemen Pertahanan juga menggunakan media film sebagai sarana untuk propaganda dan rekrutmen tentara. Sebagai contoh film yang disponsori secara resmi oleh Pentagon adalah film Top Gun (1986), dan melalui kesuksesan film ini kemudian berefek pada peningkatan secara drastis jumlah pendaftar ke angkatan bersenjata (Evje, 1986). Setelah itu ada banyak film yang secara resmi disponsori oleh militer Amerika Serikat, mulai dari film perang Vietnam seperti Rambo, perang melawan melawan alien seperti Independece Day dan Battlefield, film blockbuster seperti Transformers, film yang menceritakan penangkapan Osama bin Laden Zero Dark Thirty, Lone Survivor, Act of Valor yang dibintangi oleh marinir sendiri, dan juga film superhero Marvel seperti Iron Man (McKay, 2016). Kemudian film-film film tentang aksi militer di Amerika Serikat di Timur Tengah seperti 12 Strong: The Declassified True Story Of The Horse Soldier, 13 Hours Benghazi, dan banyak lagi, termasuk didalamnya adalah serial TV popular seperti Homeland dan Jack Ryan. Keterlibatan militer Amerika Serikat di banyak film tersebut adalah mulai dari supervisi naskah, konsultan adegan aksi dan persenjataan, sampai dengan kerjasama dalam menyewakan peralatan perang yang dimiliki. Beberapa film seperti Top Gun dan Act of Valor bahkan menjadi alat rekrutmen yang efektif bagi militer Amerika Serikat.


Gambar: Tom Cruise dalam film Top Gun (1986). Sumber: imdb.com


Dari ulasan di atas dapat kita lihat bahwa keterikatan antara militer Amerika Serikat dengan industri perfilman Holywood sangat kuat, dan terjadi simbiosis antara keduanya. Pemerintah Amerika Serikat melalui Pentagon bisa memasukkan agenda politik dan kebijakan laur negeri melalui film-film tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan cara memainkan narasi film sehingga terjadi upaya ‘rasionalisasi’ aktivitas militer Amerika Serikat di seluruh dunia, di sisi lain industri perfilman Holywood juga diuntungkan karena melalui kerjasama ini ada akses untuk pemakaian peralatan militer sampai dengan personel, serta terutama adalah untuk memenuhi keinginan pasar (Kaempf, 2018).


Grafik: Anggaran Militer Amerika Serikat 1947-2017. Sumber: Kaempf (2018)


Keuntungan lain dari relasi military-entertainment complex ini adalah dari sisi marketing industri militer Amerika Serikat. Dengan semakin meningkatnya anggaran militer Amerika Serikat, yang ber efek pada peningkatan industri militer, tentu saja membutuhkan strategi yang efektif untuk memasarkan peralatan militer mereka. Disinilah kemudian selain melalui kebijakan Amerika Serikat secara umum, penggunaan industri hiburan ternyata juga sangat efektif dalam memperkenalkan dan memperlihatkan kapabilitas persenjataan Amerika Serikat ke seluruh dunia. Kemudian para akademisi tidak lagi hanya membicarakan military-industrial complex, tetapi sudah meluas menjadi ‘The Military-Industrial-Media-Entertainment-Network’, atau MIME-Net (Der Derian, 2009). MIME-Net memfokuskan pada bagaimana kolaborasi baik informal maupun formal antara militer, politisi, industri militer di satu pihak, dengan industri hiburan serta akademisi di pihak lain, serta bagaimana keterlibatan media yang juga ikut serta dimobilisasi melalui industri hiburan dalam rangka upaya propaganda dan perang informasi.

Penutup
Dengan melihat fenomena military-entertainment complex (Der Derian menyebutnya dengan istilah Military-Industrial-Media-Entertainment-Network), kita melihat adanya Amerika Serikat selama ini untuk terus melakukan glorifikasi terhadap aksi militerisme yang dilakukan di seluruh dunia, dan juga aksi kekerasan yang mengirinya. Military-entertainment-complex tidak hanya terkait dengan memproduksi propaganda, tetapi seringkali sekedar memenuhi selera pasar akan adanya film-film yang apolitis dan kategori popcorn atau ringan, tetapi didalamnya tetap disampaikan pesan-pesan implisit mengenai ‘rasionalisasi’ peran militer Amerika Serikat di dunia, dan ini merupakan refleksi dari kebijakan luar negeri Negara tersebut. Terlepas dari kontroversi yang mengiringinya, fenomena military-enertainemt-complex sendiri merupakan sebuah gambaran bagaimana implementasi soft power dijalankan oleh Amerika Serikat, dan sudah terlihat jelas bahwa kapabilitas soft power Amerika Serikat juga sangat dominan jika kita melihat bagaimana pengaruh industri hiburan Negara ini di seluruh dunia. Kajian mengenai fenomena ini merupakan sebuah kajian yang menarik, terutama dikaitkan studi budaya popular dan media dalam hubungan internasional, karena fenomena military-entertainment-complex ini tidak hanya ada dalam industri perfilman tetapi juga dalam media hiburan lain seperti industri permainan elektronik atau game.


Daftar Referensi


Buku dan Jurnal
Derian, J. D. (2009). Critical Practices in International Theory. New York: Routledge.


Derian, J. D. (2009). Virtuous War. New York: Routledge


Kaempf, Sebastian (2018). ‘A relationship of mutual exploitation’: the evolving
ties between the Pentagon, Hollywood, and the commercial gaming sector
, Social Identities, DOI: 10.1080/13504630.2018.1514151


Mansbach, Richard W. & Kristen L. Rafferty (2008). Introduction to Global Politics: A Journey from Yesterday to Tomorrow. Routledge


Nye Jr., Joseph S. (2008). Public Diplomacy and Soft Power. The Annals of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 616, issues: 1, p. 94-109.


Stockwell, S., & Muir, A. (2003). FCJ-004 The Military-Entertainment Complex: A New Facet of Information Warfare. The Fibreculture Journal.


Wark, M. (2005). Securing Security. Kritikos: International and interdisciplinary journal of postmodern cultural sound, text and image, 2. ISBN: 1552-5112


Website
Alford, M. (2017, September 3). Washington DC’s role behind the scenes in Hollywood goes deeper than you think. Retrieved November 12, 2019, from Independent: https://www.independent.co.uk/voices/hollywood-cia-washington-dc-films-fbi-24-intervening-close-relationship-a7918191.html


Evje, M. (1986, July 5). ‘TOP GUN’ BOOSTING SERVICE SIGN-UPS. Retrieved November 11, 2019, from Los Angeles Times: https://www.latimes.com/archives/la-xpm-1986-07-05-ca-20403-story.html


Inkoo. (2013, February 6). Tales Of The Military-Entertainment Complex: Why The U.S. Navy Produced 'Battleship'. Retrieved February 2, 2020, from MOVIELINE: http://movieline.com/2013/02/06/military-entertainment-complex-hollywood-pentagon-relationship-battleship-zero-dark-thirty/#


Lange, K. (2020, March 22). How & Why the Defense Department Works With Hollywood. Retrieved March 22, 2020, from military.com: https://www.military.com/undertheradar/2018/03/22/how-why-defense-department-works-hollywood.html


Mckay, H. (2016, April 20). Success of Navy SEAL movies has Hollywood looking for more. Retrieved March 22, 2020, from Fox News: https://www.foxnews.com/entertainment/success-of-navy-seal-movies-has-hollywood-looking-for-more


Scott, I. (2013, October 20). International Relations on Screen: Hollywood’s History of American Foreign Policy. Retrieved November 21, 2019, from E-International Relations: https://www.e-ir.info/2013/10/20/international-relations-on-screen-hollywoods-history-of-american-foreign-policy/#_edn1


Howard, Nathaniel (2018). Military Entertainment Complex. Retrieved March, 2020 from THE NYRD, http://thenyrd.com/military-entertainment/


About The Author

Comments